Remaja Sehat Tanpa Narkoba
17
Apr 2009

Sejauh
mana remaja mampu meraih identitas dirinya, tergantung dari sejauh mana
remaja mampu mengendalikan luapan emosi saat merasa tersinggung oleh
seseorang di sekitarnya; menempatkan diri dengan wajar dalam relasinya
dengan teman sebaya; memperoleh tokoh idola untuk pencapaian identitas
diri yang mantap, baik dalam kelompok rekan sebaya (peer) atau dalam
keluarga; menerima diri apa adanya; mengendalikan intensitas emosi yang
kurang menguntungkan karena keterbatasan tersebut dengan mengompensasi
melalui pencapaian prestasi sekolah/sosialnya.
Selain
itu sejauh mana mampu mengendalikan melambungnya ambisi dan angan-angan
karena meningkatnya kebutuhan perkembangan sosialisasi; mengenali dan
mendapat peluang melatih pengendalian kebutuhan biologis baru, dalam hal
ini dorongan seksual, tanpa mengurangi pemanfaatan lingkungan pergaulan
guna mencapai kemampuan sosialisasi seoptimal mungkin; serta merasa
memperoleh pengertian dan dukungan orangtua dan keluarga dalam kondisi
kerentanan oleh krisis identitas tersebut.
Bila
jawaban atas pertanyaan tersebut meragukan, maka remaja akan terjebak
dalam perkembangan pribadi yang ”lemah” dan rentan penyalahgunaan
narkoba. Hambatan proses sosialisasi bisa disebabkan faktor internal
(psikis) maupun faktor eksternal (fisik).
Hambatan
dalam proses sosialisasi merupakan manifestasi kelemahan fungsi
kepribadian yang menyebabkan labilitas emosional sehingga tingkat
toleransi stres pun relatif rendah. Ia mudah menyerah, kurang memiliki
daya juang, dan rendah ketekunannya dalam belajar mengatasi masalah.
Remaja tipe ini rentan terhadap pengaruh penyalahgunaan narkoba.
Penyebab lain
Beberapa
penyebab lain adalah dinamika relasi khas antara faktor psikis dan
fisik yang kurang menguntungkan remaja. Misalnya, badan terlampau gemuk
atau kurus, sikap tertutup, teman terbatas, prestasi belajar antara
sedang ke kurang, dan kurang berani menghadapi tantangan.
Anak
tipe ini biasanya kurang percaya diri sehingga rawan
pemerasan/pemalakan. Awalnya dipaksa menyerahkan uang jajan sampai
akhirnya dipaksa mencuri di rumah. Hasil pemerasan langsung dibelikan
narkoba dan sering terjadi anak dipaksa mencoba minuman keras atau
narkoba yang dibeli dari hasil rampasan/pemerasan tadi.
Terbentuk
pula kedekatan emosional anak dengan anggota geng lain dan jadilah ia
anggota walaupun hanya anak bawang. Karena merasa harus diterima dalam
lingkungan pergaulan, sikap loyal terhadap geng semakin kuat. Apa pun
yang diminta rekan satu geng akan dipenuhi, apa pun korbannya. Kondisi
ini diikuti peningkatan frekuensi bolos sekolah dan barang berharga di
rumah menjadi kurang aman.
Beberapa
faktor internal mirip hal di atas, tetapi keanggotaan terhadap geng
diperoleh dengan pendekatan lebih luwes. Misalnya, anak diajak naik
motor, diajari naik motor atau main gitar, untuk kemudian dijadikan
obyek pemerasan. Karena khawatir kehilangan teman bermain, segala yang
diminta pimpinan geng akan ia penuhi, termasuk merokok dan kemudian
menggunakan narkoba.
Remaja
yang sejak awal pubertas menunjukkan kurang suka belajar, sering bolos,
dan menyukai permainan seperti pachinko atau permainan lain yang
mengandung unsur perjudian biasanya mengalami ketidakpuasan emosional di
rumah dan tidak mampu mengatasi permasalahan remaja dan gejolak jiwa
remajanya. Ia frustrasi dan gelisah.
Keadaan
ini sering dilatari sikap keluarga yang kurang sempat memerhatikan anak
remajanya dan kurang memberi dukungan kasih serta perhatian bagi anak
remaja untuk menyelesaikan masalah remaja tersebut. Keadaan frustrasi
ini membuka peluang penggunaan narkoba sebagai cara remaja menyelesaikan
masalahnya. Bila akhirnya keluarga mengetahui, reaksi lanjut pihak
keluarga biasanya lebih tidak menguntungkan. Artinya, remaja semakin
tenggelam dalam penggunaan narkoba sebagai jalan keluar masalahnya.
Remaja
yang pada dasarnya memiliki predisposisi kondisi mental psikopat,
artinya dari sejak usia 10-11 tahun sudah melakukan perjalanan jauh
sendiri tanpa direncanakan, sering ”kabur” dari rumah, pergi tanpa
pamit, menghamburkan uang saku, dan biasanya mendapat uang itu sebagai
hasil curian. Manakala uang habis, ia akan kembali ke rumah dengan air
muka seolah tidak bersalah.
Remaja
dengan kecenderungan fungsi kepribadian psikopat tidak segan melakukan
kekerasan dan mengancam. Remaja tipe ini pun rawan penyalahgunaan
narkoba karena di bawah pengaruh narkoba remaja merasa keberaniannya
bertindak antisosial dan agresi semakin meningkat.
Karena
itu, waspadalah orangtua dan keluarga. Beri dukungan, kasih, dan
pengertian yang pas kepada remaja kita agar tidak terjebak lingkup
perkembangan pribadi yang lemah dan rentan penyalahgunaan narkoba.
Sumber : http://nurulrachmaputri.blogspot.com/2010/05/remaja-sehat-tanpa-narkoba.html
Anti Narkoba
Laporan mengenai peningkatan penyalahgunaan Narkoba menunjukan bahwa
Indonesia yang sebelumnya sebagai tempat persinggahan ( transit ),
sekarang berubah menjadi pengkonsumsi dan sebagai tempat pemasaran
Narkoba.
Gerakan Anti Narkoba atau sering kita dengar GRANAT, adalah gerakan yang
paling menonjol untuk usaha pencegahan Narkoba di kalangan masyarakat,
mereka menyatakan bahwa pengguna heroin dan kokain mulai meningkat,
khususnya di wilayah Jakarta, walapun pemerintah sudah berkomitment
bahwa Indonesia akan menjadi daerah yang bebas dari Narkoba pada tahun
2015.
Kebanyakan obat terlarang masuk ke Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, namun
banyak juga celah lain seperti masuk ke berbagai pelabuhan laut (142),
bandara kecil, sehingga banyak kemungkinan lain masuknya Narkoba ke
wilayah Indonesia.
Kepala kepolisian Indonesia mengakui bahwa perdagangan barang haram dan
penyalahgunaan Narkoba terus meningkat akhir-akhir ini, lebih dari 50 %
dari tahanan di Indonesia terlibat dengan masalah Narkoba. Para tahanan
termasuk warga asing satu sama lain saling terhubung dengan sindikat
Internasional, yang bertanggung jawab dalam perdagangan Narkoba di
negeri ini.
Meningkatnya penyelundupan Heroin dan kokain diduga sebagian besar
berasal dari orang Afrika, Asia dan diikuti oleh Eropa, serta jumlah
yang sedikit dari Negara Amerika dan Australia. Taktik si Pengedar
Narkoba, khususnya orang asing, mereka pertama-tama mempelajari
bagaimana cara belajar bahasa Indonesia, setelah itu coba menetap untuk
tinggal dan menikahi wanita Indonesia.
Heroin sebagai barang haram diselundupan dari " Negara Setigita Emas"
yaitu Tailand, Birma dan Laos. Narkoba masuk ke Indonesia semula transit
di Thailand, baik dari Bangkok ke Jakarta, ataupun dari Jakarta ke
Singapura. Polisi di Indonesia juga melaporkan peningkatan Heroin dan
kokain yang diselundupkan ke wilayah Jakarta dan Bali, berasal dari
Negara ( Afghanistan, Pakistan dan Iran).
Ketika menyambut hari Anti Narkoba, polisi Indonesia telah menghancurkan
Narkoba senilai Rp 11.7 miliar yang terdiri dari ekstasi, kokain,
heroin, Ganja, shabu-shabu, ampetamin dan pil nipam. Dewan perwakitan
rakyat di Indonesia menyetujui undan-undang mengenai psikotropika
termasuk ekstasi dan akan memberikan hukuman sampai 7 tahun penjara bagi
kepemilikan ganja, dan lebih dari 20 tahun dipenjara jika terbukti
memperdagangkan ganja.
Menurut ketua Gerakan Anti Narkoba, bahwa 90 % dari 4 juta pencandu
Narkoba adalah orang miskin, dan ini merupakan tugas pemerintah untuk
menyelamatkan anak-anak muda sebagai aset masa depan bangsa. Pemuda yang
ketagihan adalah korban dan mereka berhak untuk menerima layanan
kesehatan dari pemerintah.
Pemerintah juga harus berupaya menyiapkan pusat Rehabilitasi yang
memberikan pelayanan medis gratis, tidak hanya bicara dan jani-janji
saja, saat ini tidak ada satu pun pusat Rehabilitasi pecandu Narkoba
khususnya bagi orang miskin, yang ada hanya pusat Rehabilitasi yang
bersifat komersil dan sebagian besar orang kaya lah yang bisa masuk pada
Rehabiltasi tersebut.
Banyak generasi bangsa yang akan hilang jika kita tidak mengambil
tindakan bersama dengan cepat, ketua gerakan GRANAT juga mengingatkan
kepada pemuda agar untuk tidak mencoba menggunakan semua obat-obatan
terlarang, karena jika sekali saja mencoba, maka mereka akan terjerumus
serta ketagihan, dan akhirnya mereka berubah menjadi kriminal bahkan
bisa meninggal.
Salah satu faktor penyebab terbesar anak muda di Indonesia mudah
dipengaruhi oleh Narkoba adalah Kemiskinan, faktor kesulitan ekonomi
yang merajalela mengakibatkan pergaulan jalanan meningkat,sehingga
mudahnya pengaruh negatif narkoba masuk dikalangan pemuda.
Dalam upaya menandai Hari Menentang Penyalahgunaan dan Perdagangan gelap
Narkoba, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berinisiatif mengirimkan
pesan teks berupa SMS kepada jutaan pengguna ponsel di seluruh
Indonesia, pesan teks ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan bahayanya dampak dari Narkoba itu sendiri.
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
Anti Narkoba
Laporan mengenai peningkatan penyalahgunaan Narkoba menunjukan bahwa
Indonesia yang sebelumnya sebagai tempat persinggahan ( transit ),
sekarang berubah menjadi pengkonsumsi dan sebagai tempat pemasaran
Narkoba.
Gerakan Anti Narkoba atau sering kita dengar GRANAT, adalah gerakan yang
paling menonjol untuk usaha pencegahan Narkoba di kalangan masyarakat,
mereka menyatakan bahwa pengguna heroin dan kokain mulai meningkat,
khususnya di wilayah Jakarta, walapun pemerintah sudah berkomitment
bahwa Indonesia akan menjadi daerah yang bebas dari Narkoba pada tahun
2015.
Kebanyakan obat terlarang masuk ke Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, namun
banyak juga celah lain seperti masuk ke berbagai pelabuhan laut (142),
bandara kecil, sehingga banyak kemungkinan lain masuknya Narkoba ke
wilayah Indonesia.
Kepala kepolisian Indonesia mengakui bahwa perdagangan barang haram dan
penyalahgunaan Narkoba terus meningkat akhir-akhir ini, lebih dari 50 %
dari tahanan di Indonesia terlibat dengan masalah Narkoba. Para tahanan
termasuk warga asing satu sama lain saling terhubung dengan sindikat
Internasional, yang bertanggung jawab dalam perdagangan Narkoba di
negeri ini.
Meningkatnya penyelundupan Heroin dan kokain diduga sebagian besar
berasal dari orang Afrika, Asia dan diikuti oleh Eropa, serta jumlah
yang sedikit dari Negara Amerika dan Australia. Taktik si Pengedar
Narkoba, khususnya orang asing, mereka pertama-tama mempelajari
bagaimana cara belajar bahasa Indonesia, setelah itu coba menetap untuk
tinggal dan menikahi wanita Indonesia.
Heroin sebagai barang haram diselundupan dari " Negara Setigita Emas"
yaitu Tailand, Birma dan Laos. Narkoba masuk ke Indonesia semula transit
di Thailand, baik dari Bangkok ke Jakarta, ataupun dari Jakarta ke
Singapura. Polisi di Indonesia juga melaporkan peningkatan Heroin dan
kokain yang diselundupkan ke wilayah Jakarta dan Bali, berasal dari
Negara ( Afghanistan, Pakistan dan Iran).
Ketika menyambut hari Anti Narkoba, polisi Indonesia telah menghancurkan
Narkoba senilai Rp 11.7 miliar yang terdiri dari ekstasi, kokain,
heroin, Ganja, shabu-shabu, ampetamin dan pil nipam. Dewan perwakitan
rakyat di Indonesia menyetujui undan-undang mengenai psikotropika
termasuk ekstasi dan akan memberikan hukuman sampai 7 tahun penjara bagi
kepemilikan ganja, dan lebih dari 20 tahun dipenjara jika terbukti
memperdagangkan ganja.
Menurut ketua Gerakan Anti Narkoba, bahwa 90 % dari 4 juta pencandu
Narkoba adalah orang miskin, dan ini merupakan tugas pemerintah untuk
menyelamatkan anak-anak muda sebagai aset masa depan bangsa. Pemuda yang
ketagihan adalah korban dan mereka berhak untuk menerima layanan
kesehatan dari pemerintah.
Pemerintah juga harus berupaya menyiapkan pusat Rehabilitasi yang
memberikan pelayanan medis gratis, tidak hanya bicara dan jani-janji
saja, saat ini tidak ada satu pun pusat Rehabilitasi pecandu Narkoba
khususnya bagi orang miskin, yang ada hanya pusat Rehabilitasi yang
bersifat komersil dan sebagian besar orang kaya lah yang bisa masuk pada
Rehabiltasi tersebut.
Banyak generasi bangsa yang akan hilang jika kita tidak mengambil
tindakan bersama dengan cepat, ketua gerakan GRANAT juga mengingatkan
kepada pemuda agar untuk tidak mencoba menggunakan semua obat-obatan
terlarang, karena jika sekali saja mencoba, maka mereka akan terjerumus
serta ketagihan, dan akhirnya mereka berubah menjadi kriminal bahkan
bisa meninggal.
Salah satu faktor penyebab terbesar anak muda di Indonesia mudah
dipengaruhi oleh Narkoba adalah Kemiskinan, faktor kesulitan ekonomi
yang merajalela mengakibatkan pergaulan jalanan meningkat,sehingga
mudahnya pengaruh negatif narkoba masuk dikalangan pemuda.
Dalam upaya menandai Hari Menentang Penyalahgunaan dan Perdagangan gelap
Narkoba, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berinisiatif mengirimkan
pesan teks berupa SMS kepada jutaan pengguna ponsel di seluruh
Indonesia, pesan teks ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan bahayanya dampak dari Narkoba itu sendiri.
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
Anti Narkoba
Laporan mengenai peningkatan penyalahgunaan Narkoba menunjukan bahwa
Indonesia yang sebelumnya sebagai tempat persinggahan ( transit ),
sekarang berubah menjadi pengkonsumsi dan sebagai tempat pemasaran
Narkoba.
Gerakan Anti Narkoba atau sering kita dengar GRANAT, adalah gerakan yang
paling menonjol untuk usaha pencegahan Narkoba di kalangan masyarakat,
mereka menyatakan bahwa pengguna heroin dan kokain mulai meningkat,
khususnya di wilayah Jakarta, walapun pemerintah sudah berkomitment
bahwa Indonesia akan menjadi daerah yang bebas dari Narkoba pada tahun
2015.
Kebanyakan obat terlarang masuk ke Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, namun
banyak juga celah lain seperti masuk ke berbagai pelabuhan laut (142),
bandara kecil, sehingga banyak kemungkinan lain masuknya Narkoba ke
wilayah Indonesia.
Kepala kepolisian Indonesia mengakui bahwa perdagangan barang haram dan
penyalahgunaan Narkoba terus meningkat akhir-akhir ini, lebih dari 50 %
dari tahanan di Indonesia terlibat dengan masalah Narkoba. Para tahanan
termasuk warga asing satu sama lain saling terhubung dengan sindikat
Internasional, yang bertanggung jawab dalam perdagangan Narkoba di
negeri ini.
Meningkatnya penyelundupan Heroin dan kokain diduga sebagian besar
berasal dari orang Afrika, Asia dan diikuti oleh Eropa, serta jumlah
yang sedikit dari Negara Amerika dan Australia. Taktik si Pengedar
Narkoba, khususnya orang asing, mereka pertama-tama mempelajari
bagaimana cara belajar bahasa Indonesia, setelah itu coba menetap untuk
tinggal dan menikahi wanita Indonesia.
Heroin sebagai barang haram diselundupan dari " Negara Setigita Emas"
yaitu Tailand, Birma dan Laos. Narkoba masuk ke Indonesia semula transit
di Thailand, baik dari Bangkok ke Jakarta, ataupun dari Jakarta ke
Singapura. Polisi di Indonesia juga melaporkan peningkatan Heroin dan
kokain yang diselundupkan ke wilayah Jakarta dan Bali, berasal dari
Negara ( Afghanistan, Pakistan dan Iran).
Ketika menyambut hari Anti Narkoba, polisi Indonesia telah menghancurkan
Narkoba senilai Rp 11.7 miliar yang terdiri dari ekstasi, kokain,
heroin, Ganja, shabu-shabu, ampetamin dan pil nipam. Dewan perwakitan
rakyat di Indonesia menyetujui undan-undang mengenai psikotropika
termasuk ekstasi dan akan memberikan hukuman sampai 7 tahun penjara bagi
kepemilikan ganja, dan lebih dari 20 tahun dipenjara jika terbukti
memperdagangkan ganja.
Menurut ketua Gerakan Anti Narkoba, bahwa 90 % dari 4 juta pencandu
Narkoba adalah orang miskin, dan ini merupakan tugas pemerintah untuk
menyelamatkan anak-anak muda sebagai aset masa depan bangsa. Pemuda yang
ketagihan adalah korban dan mereka berhak untuk menerima layanan
kesehatan dari pemerintah.
Pemerintah juga harus berupaya menyiapkan pusat Rehabilitasi yang
memberikan pelayanan medis gratis, tidak hanya bicara dan jani-janji
saja, saat ini tidak ada satu pun pusat Rehabilitasi pecandu Narkoba
khususnya bagi orang miskin, yang ada hanya pusat Rehabilitasi yang
bersifat komersil dan sebagian besar orang kaya lah yang bisa masuk pada
Rehabiltasi tersebut.
Banyak generasi bangsa yang akan hilang jika kita tidak mengambil
tindakan bersama dengan cepat, ketua gerakan GRANAT juga mengingatkan
kepada pemuda agar untuk tidak mencoba menggunakan semua obat-obatan
terlarang, karena jika sekali saja mencoba, maka mereka akan terjerumus
serta ketagihan, dan akhirnya mereka berubah menjadi kriminal bahkan
bisa meninggal.
Salah satu faktor penyebab terbesar anak muda di Indonesia mudah
dipengaruhi oleh Narkoba adalah Kemiskinan, faktor kesulitan ekonomi
yang merajalela mengakibatkan pergaulan jalanan meningkat,sehingga
mudahnya pengaruh negatif narkoba masuk dikalangan pemuda.
Dalam upaya menandai Hari Menentang Penyalahgunaan dan Perdagangan gelap
Narkoba, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berinisiatif mengirimkan
pesan teks berupa SMS kepada jutaan pengguna ponsel di seluruh
Indonesia, pesan teks ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan bahayanya dampak dari Narkoba itu sendiri.
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar